Oleh : Dadan Wildan
Arab Saudi (Dikte.id).- Perjalanan dalam rangkaian ibadah Umrah Ramadhan tanggal 5 hingga 13 Maret 2025 bersama PT. Karya Imtaq Bandung, tentu saja tidak hanya menunaikan ibadah umrah di Masjidilharam tetapi juga dilengkapi dengan perjalanan ke mesjid Nabawi di Madinah.
Minggu sore, 9 Maret 2025, kami meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah. Kami gunakan kereta cepat Haramain atau Haramain High Speed Railway. Jarak dari Mekkah ke Madinah via Jeddah sejauh 450 km, hanya ditempuh dalam waktu 2,5 jam saja. Jauh lebih cepat jika menggunakan bis yang dapat menghabiskan waktu 6 hingga 7 jam.
PT. Karya Imtaq, Travel penyelenggara ibadah haji dan umrah yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun, memberikan pelayanan terbaik untuk para jamaahnya. Mengingat bulan suci Ramadhan, perjalanan dari Mekkah ke Madinah, lebih tepat menggunakan kereta cepat.
Selama di Madinah, kami merasakan sensasi luar biasa saat berbuka dan Tarawih di Mesjid Nabawi. Suasana di Mesjid Nabawi agak berbeda dengan di Masjidil Haram. Suasana begitu tertib dan teratur. Menjelang maghrib, kaum muslimin berbondong-bondong menuju Mesjid Nabawi. Di dalam dan di halaman mesjid, sudah bersiap ribuan jamaah untuk berbuka shaum. Nampak sebagian orang membagi-bagikan makanan dan sebagian lagi dengan sangat ramah menyambut kedatangan para jamaah.
Sebagian besar jamaah sudah duduk tertib menghadap sajian yang terhampar di plastik panjang yang diisi dengan sajian khas tanah haram; kurma, segelas air, susu, dan roti. Sajian berbuka di masjid Nabawi lebih beragam dan lebih banyak dibandingkan di Masjidilharam.
Ketika adzan maghrib berkumandang, jamaah dengan tertib mencicipi hidangan yang tersaji. Usai berbuka dan shalat maghrib di Masjid Nabawi, saya kembali ke hotel untuk berbuka makanan berat. Menjelang azan Isya berkumandang, saya bergegas kembali ke masjid Nabawi yang jaraknya hanya sepenggalan. Rove Hotel yang disiapkan travel PT. Karya Imtaq begitu dekat dengan masjid, sehingga memudahkan jamaah untuk beribadah di Masjid Nabawi.
Prosesi tarawih di Masjid Nabawi, hampir sama dengan di Masjidilharam. Tarawih berlangsung 13 rakaat. Hanya saja, di masjidilharam ditutup dengan shalat witir tiga rakaat, sementara di masjid Nabawi, satu rakaat. Jadi, enam kali salam setiap dua rakaat atau 12 rakaat ditambah satu rakaat witir yang ditutup dengan doa qunut panjang.
Doa qunut, ternyata tidak setiap tarawih dipanjatkan. Malam selasa ini, tanpa doa qunut. Sementara malam sebelumnya, ada doa qunut. Tarawih tetap berlangsung lebih dari satu jam.
Surat surat yang dibaca pada saat tarawih, juga panjang-panjang. Namun karena dibacakan dengan lantunan suara imam masjid Nabawi yang merdu, suasana masjid Nabawi yang hening, serta kekhusuan shalat tarawih, bacaan imam tidak terasa lama.
Di bulan suci ramadhan, Madinah memberi kesan yang mendalam bagi jamaah. Kedamaian, keramahan, dan ketenangan selalu membuat rindu untuk kembali ke tanah suci.
Di akhir shalat tarawih, kami panjatkan doa, undang kami dan saudara saudara kami untuk kembali berkunjung ke tanah suci-Mu… aamiin. ( ** )