Setelah Puluhan Tahun Terisolasi, Warga Kendeng–Londok Sambut Hadiah Kemerdekaan dari Kang DS

- Jurnalis

Jumat, 15 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KAB. BANDUNG, Dikte.id – Di tengah gegap gempita peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, sebuah momen bersejarah lahir di sudut selatan Kabupaten Bandung. Bukan pesta, bukan karnaval, melainkan deru alat berat yang mulai menapak di jalur yang selama puluhan tahun menjadi saksi bisu penderitaan warga.

Itulah Jalan Kendeng–Londok, urat nadi penghubung Kampung Kendeng–Londok, Desa Sugihmukti dan Tenjolaya, Kampung Dewata, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Jalur ini juga menjadi akses penting menuju wilayah perbatasan Kabupaten Cianjur.

Selama lebih dari tujuh dekade, jalan tersebut lebih menyerupai lintasan medan perang—penuh lubang, licin saat hujan, dan berdebu pekat di musim kemarau. Bagi warga, melewati jalan ini seperti berjudi dengan keselamatan.

“Sejak saya kecil, jalan ini tidak pernah berubah. Genangan, lumpur, motor tergelincir, sampai ambulans kesulitan masuk saat darurat. Kami sudah terlalu lama menunggu,” ujar Ade (42), warga Kampung Dewata, Jumat 15 Agustus 2025.

Namun penantian panjang itu akhirnya terjawab. Melalui kebijakan Bupati Bandung Dadang Supriatna (Kang DS), pembangunan Jalan Kendeng–Londok resmi dimulai bertepatan dengan bulan kemerdekaan. Suara mesin dan aktivitas pekerja menjadi tanda nyata hadirnya harapan baru.

Kado Kemerdekaan dari Kang DS

Pembangunan jalan ini menjadi simbol kemenangan kecil bagi warga yang selama ini merasa terpinggirkan. Tak sedikit yang menyebut proyek tersebut sebagai “kado kemerdekaan paling berharga” yang benar-benar dirasakan langsung oleh rakyat.

“Terima kasih Kang DS. Baru kali ini kami benar-benar diperhatikan. Ini hadiah luar biasa di usia 80 tahun Indonesia merdeka,” ujar Ajang, warga Kampung Paranggong RT 01 RW 09, yang nyaris tak percaya saat melihat alat berat masuk ke wilayahnya.

Hal senada diungkapkan Wati (46), seorang ibu rumah tangga yang mengaku telah kehilangan banyak waktu dan biaya akibat kondisi jalan yang rusak.

“Kalau hujan, anak-anak kami tidak bisa sekolah karena motor sering mogok di tengah lumpur. Sekarang kami punya harapan. Semoga pengecoran ini cepat selesai. Kami doakan Kang DS sehat selalu,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Bagi Komarudin (37), warga lainnya, proyek ini adalah titik balik kehidupan kampungnya.

“Jalan ini bukan cuma akses. Ini masa depan kami. Ekonomi bisa bergerak, pertanian lancar, anak-anak sekolah tanpa hambatan. Ini benar-benar berkah.”

Proyek Bernilai Miliaran, Transparansi Dipertanyakan

Proyek peningkatan Jalan Kendeng–Londok ini bersumber dari APBD Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2025 senilai Rp 8.830.605.000. Pelaksana proyek adalah CV. AARSHIYA dengan masa kerja 180 hari kalender.

Namun di balik rasa syukur warga, muncul sorotan tajam terkait minimnya informasi pada papan proyek di lokasi. Tidak tercantumnya detail teknis seperti panjang, lebar, dan ketebalan jalan memicu kekhawatiran akan kualitas pekerjaan.

“Kami tentu bersyukur jalan ini dibangun. Tapi bukan berarti tidak perlu diawasi. Tidak adanya keterangan volume pekerjaan bisa membuka celah penyelewengan. Harus ada pengawasan ketat dari DPUTR dan masyarakat,” kata seorang tokoh warga yang enggan disebut namanya.

Transparansi anggaran dan pelaksanaan proyek publik adalah hak warga dan kewajiban pemerintah. Masyarakat berharap pengerjaan jalan ini tidak hanya cepat, tetapi juga sesuai spesifikasi dan bebas dari praktik tidak sehat.

Jalan Masa Depan, Bukan Sekadar Beton

Perbaikan Jalan Kendeng–Londok bukan sekadar proyek infrastruktur. Ia adalah wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat pedesaan yang selama ini merasa tak terdengar. Jalan ini tidak hanya menghubungkan dua desa atau dua kabupaten, tetapi juga menghubungkan kembali harapan yang hampir padam dengan masa depan yang mulai menyala.

Di mata warga, nama Kang DS kini bukan sekadar jabatan Bupati, melainkan sosok pemimpin yang memberi harapan nyata. Meski banyak pekerjaan rumah menanti, satu hal terbukti: ketika pemimpin mau mendengar dan bertindak, perubahan bukan lagi mimpi.

“Jalan kami akhirnya dibangun, tapi perjuangan belum selesai. Kami akan jaga dan awasi pembangunan ini. Kami ingin anak cucu kami tidak lagi tumbuh dalam ketertinggalan,” tutup Ade, sambil menatap alat berat yang terus bekerja di kejauhan. ***

Berita Terkait

Pelayanan Masyarakat Kecamatan Pasirjambu Terhambat, Akses Jalan Ditutup
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 199 Ribu Lebih Pekerja di Kabupaten Bandung
Berkat Perhatian Bupati Bandung, Angka Stunting di Pangalengan Menyusut Drastis
Lewat Kadisdalduk, Bupati Bandung Tekankan Optimalisasi Kinerja TPK di Pangalengan
Kang DS: Defisit Rp114 Miliar Tak Halangi APBD 2026 untuk Rakyat
361 Titik SPPG Disiapkan, Kang DS Optimistis MBG Tekan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Bupati Bandung Gerak Cepat Bantu Warga Penderita Tumor Rahim 12 Cm
Kabupaten Bandung Perkuat Industri Lokal lewat Sosialisasi dan Sertifikat TKDN
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 16:30 WIB

Pelayanan Masyarakat Kecamatan Pasirjambu Terhambat, Akses Jalan Ditutup

Selasa, 30 September 2025 - 16:17 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 199 Ribu Lebih Pekerja di Kabupaten Bandung

Selasa, 30 September 2025 - 13:13 WIB

Lewat Kadisdalduk, Bupati Bandung Tekankan Optimalisasi Kinerja TPK di Pangalengan

Senin, 29 September 2025 - 19:52 WIB

Kang DS: Defisit Rp114 Miliar Tak Halangi APBD 2026 untuk Rakyat

Senin, 29 September 2025 - 14:35 WIB

361 Titik SPPG Disiapkan, Kang DS Optimistis MBG Tekan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Berita Terbaru

REGIONAL

150 Warga Jalani Operasi Katarak Gratis Program UNPAD

Selasa, 30 Sep 2025 - 15:43 WIB

REGIONAL

Kabupaten/Kota Wajib Bentuk Lembaga Aduan MBG

Selasa, 30 Sep 2025 - 15:32 WIB